Selasa, 25 Februari 2014

tips cara bernain melodi gitar


Yamaki YB-500
Yamaki YB-500 (Photo credit: rockheim)
Belajar Melodi membutuhkan feeling dan insting yang kuat untuk mendapatkan nada yang harmoni. Kekuatan melodi bukan hanya pada skill, tetapi juga terletak pada kekuatan harmoni nada yang dibuat yang dipadukan dengan perpaduan teknik  yang bermacam-macam, serta dengan feel dan insting yang baik sehingga melodi memiliki karakter. Berikut  adalah beberapa tips dalam bermain dan trik belajar gitar melodi.
1. Setiap saat, Anda harus mempunyai kemauan yang kuat untuk selalu berlatih segala hal yang berkaitan dengan gitar.
2. Anda harus memiliki fasilitas yang cukup untuk mendukungnya. Misalnya, memiliki gitar, buku, kamus kord, dan segala sesuatu yang berkaitan dengan gitar.
3. Anda harus belajar tentang scale-scale mayor dan minor. Selanjutnya, pelajari dan latih jari-jari Anda agar bisa bermain lebih cepat dan bersih. Setelah itu, Anda harus memiliki waktu yang cukup untuk mendengarkan koleksi album instrumen, serta banyak mendegarkan lagu-lagu sehingga permainan Anda memiliki referensi yang kuat.
4. Harus memilih lagu-lagu yang memiliki tempo yang agak lambat (slow), sekedar untuk melenturkan dan melatih kecepatan jari Anda. Anda harus mencoba mengeksplorasi Chord mayor dan minor, kemudian pelan-pelan Anda akan familiar menggunakannya pada gitar.
5. Anda harus belajar dari orang lain yang memiliki kemampuan lebih baik dari Anda. Selanjutnya, sesuatu yang telah Anda amati, langsung dipraktikkan dengan intensif sampai betul-betul bisa.
6. Sharing dengan orang yang memiliki wawasan luas dalam hal gitar. Hal tersebut akan membantu Anda untuk mendapatkan pengetahuan tentang banyak hal, misalnya teknik dan proses.
7. Bagi Anda yang belajar gitar sendiri atau otodidak, harus memiliki banyak koleksi buku seputar musik dan gitar. Beberapa pengetahuan dari buku jugabanyak membantu Anda semakin matang dalam bermain gitar.
8. Mendengarkan musik dari berbagai aliran juga akan membantu Anda memproleh berbagai informasi dan teknik lain. Hal itu bisa
Anda lakukan dan mencoba sendiri di rumah.
9. Untuk menjadi gitaris yang andal, Anda harus memiliki banyak waktu sebagai latihan. Oleh karena itu, Anda harus latihan minimal 3 sampai 4 jam.
10. Senam jari yang konsisten. Senam jari bisa Anda lakukan selama 30 menit setiap hari. Anda dapat memainkan melodi apa saja untuk senam jari hari ini. Akan tetapi, pada beberapa gitaris andal, ada cara-cara khusus sehingga Anda hanya tinggal mengikutinya saja.
11. Anda harus bisa menguasai picking dan sweeping. Teknik ini merupakan yang paling penting dari suatu melodi apa pun bentuknya. Jika Anda sudah lancar dengan kedua teknik ini, selanjutnya akan lebih mudah untuk menguasai melodi apa pun dan dengan teknik apa pun.
12. Untuk peralatan penunjang, misalnya pick. Sebaiknya, Anda memilih pick yang tidak terlalu tebal dan tidak terlalu tipis, agar teknik picking yang Anda hasilkan bisa lebih bersih. Alat sekecil itu juga berpengaruh pada hasil melodi, kecuali Anda nyaman menggunakan dengan bentuk pickkecil maupun besar. Ini tergantung pilihan Anda.
13. Mencoba untuk membuat lagu sendiri dengan membuat instrumen yang lebih berbobot, supaya daya improvisasi, feeling, dan inspirasi Anda semakin meningkat.
Sekian tips dari saya =)
Semoga bermanfaat buat teman-teman sekalian ^_^

Jumat, 07 Februari 2014

kunci gitar last child _ percayalah

Intro: D Bm G D A ujian hidup yang selalu menerpamu Bm G yang berjuang untuk hidup yang hanya sementara D A rasa perihnya hujan di hatimu Bm G yang diberikan oleh rasa yang hanya sementara D A kita hidup di dunia yang penuh tanda tanya Bm G yang tak mungkin kau ubah dan terpaksa mengikutinya D A kita berada di antara benar atau salah Bm G yang tak mungkin dapat kau ukur dengan rasa Bm G D berdoalah, sampaikan pada Tuhan semua keluh kesahmu A Dia kan menjawabnya Bm G D percayalah, dia kan menunjukkan kasihNya padamu A D melalui jalannya, percayalah D A wahai kamu yang tak seperti mereka Bm G yang terlihat cerah menjalani hidupnya D A pandangan hidup yang selalu lihat ke atas saja Bm G jadi pemicu keinginan yang tiada habisnya Bm G D bersujudlah, akui pada Tuhan semua kelemahanmu A Dia kan menguatkannya Bm G D memohonlah, Dia kan memberikan yang terbaik untukmu A D melalui caraNya, percayalah Int: D A Bm G Bm G D berdoalah, sampaikan pada Tuhan semua keluh kesahmu A Dia kan menjawabnya Bm G D percayalah, dia kan menunjukkan kasihNya padamu A D melalui jalannya, percayalah Bm G D bersujudlah, akui pada Tuhan semua kelemahanmu A Dia kan menguatkannya Bm G D memohonlah, Dia kan memberikan yang terbaik untukmu A D melalui caraNya, percayalah


Kamis, 06 Februari 2014

kunci gitar pujiono - manisnya negeriku (INDONESIA IDOL 2014)



 Chord Gitar + Lirik Lagu Pujiono - Manisnya Negeriku
              G
memang Manis
                Em
manis gula Gula
         C               D    G
begitu Juga negeri Kita Tercinta
           G
banyak Suku
              Em
suku dan Budaya
      C                   D         G
ada Jawa sumatera Sampai Papua
Am                Em
Semuanya ada Disini
         D                            G
hidup Rukun damai berseri-Seri

          G               Em
ragam Umat, umat Agamanya
     C             D                  G
ada Islam ada Kristen Hindu Budha
Am                Em
Semuanya ada Disini
           D                           G
bersatu Di bhinneka tunggal Ika
Reff:
Em
Indonesia negara kita tercinta
      Bm
kita Semua wajib menjaganya
          Am                         D
jangan Sampai kita terpecah Belah
               G
oleh pihak Lainnya
Em
Pancasila dasar negara kita
           Bm
dengan UUD tahun 45 nya
          Am                    D                           G
jangan Sampai kita diadu Domba oleh bangsa Lainnya

Rabu, 05 Februari 2014

sejarh musik underground di indonesia

Jika dirunut pada sejarah masuknya musik rock ke Indonesia, khususnya Bandung, diawali sejak tahun 70-an. Musik rock yang masuk ke Indonesia berasal dari Amerika dan Eropa. Pada tahun 50-60an tatanan nilai dan budaya benua Eropa dan Amerika masih sangat konservatif. Nilai-nilai budaya baru yang diciptakan para generasi muda pada saat itu dianggap tabu dan dianggap sebagai ide-ide yang subversif. Pada tahun 50-an para seniman di Prancis dan Inggris biasa mengekspresikan karya mereka di subway atau stasiun kereta api bawah tanah. Mereka tidak pernah diberi akses oleh pemerintah pada fasilitas atau gedung-gedung kesenian pada saat itu. Karena dinilai karya-karya mereka mengandung muatan-muatan pemberontakan pada pemerintahan dan dianggap menghujat nilai-nilai konservatif gereja pada saat itu. Karya-karya yang dipertunjukan pada saat itu memang hanya diketahui kalangan terbatas. Karya yang diciptakan pada saat itu menjadi semacam ‘basic’ bagi perkembangan semua karya seni yang ada sekarang. Dari sinilah istilah ‘underground’ untuk pertama kalinya muncul.
Underground’ Era Revolusi Industri
Di tahun yang sama juga benua Eropa mengalami revolusi industri. Ketika sektor-sektor industri di Eropa melakukan transformasi teknologi yang drastis. Demi efesiensi dan mempercepat kapasitas produksi pasca berakhirnya perang dunia kedua pabrik-pabrik di Eropa mengganti tenaga kerja manusia dengan mesin. Hal ini berdampak pada banyaknya pengangguran dan menimbulkan masalah sosial. Di Inggris lahirlah kelompok-kelompok buruh yang terkena PHK mengorganisir diri ke dalam kelompok berbagai organisasi ‘working class’. Dengan dandanan khas rambut plontos t-shirt putih dan bersepatu boots dr.Martens, setiap malam mereka menggelar pentas-pentas musik di subway serta melakukan ‘squat’ atau reclaiming terhadap gedung-gedung kosong bergabung dengan para imigran dari Jamaika, Maroko, dan Afrika. Lirik yang disampaikan adalah lirik protes terhadap kondisi sosial dan kesetiakawanan. Dari sinilah muncul proses eksplorasi musik hingga terciptalah musik heavy yang dipelopori oleh kelahiran band Black Sabbath. Musik yang kelam dan lirik yang mengekplorasi sisi gelap manusia sebagai penyikapan terhadap kondisi sosial pada saat itu. Kelompok ini terbagi lagi menjadi beberapa ideologi. Ada yang cenderung fasis dan ultra nasionalis dan pastinya jadi rasis. Ada juga yang berideologi kesetaraan dan anarkis. Dari sinilah lahir budaya ‘punk’ dengan segala macam aktifitas seni dan gerakan politisnya.
Puncaknya adalah ketika terjadi peristiwa Paris ’68 di Prancis. Pada saat itu mahasiswa sebagai bagian dari ‘middle class’ atau kaum intelektual melebur bersama para kaum ‘underground’ dan kaum miskin kota dalam hal ini korban PHK akibat dampak dari revolusi industri melakukan demonstrasi besar-besaran menuntut perbaikan ekonomi. Selama berminggu-minggu mereka membuat barikade di jalan-jalan kota Paris dan melakukan aksi mogok secara nasional. Hingga akhirnya pemerintah Prancis melakukan reformasi total di segala bidang. Salah satu alumnus peristiwa Paris ’68 adalah Malcolm Mc Laren yang jadi manajer band punk rock kontroversial sepanjang masa, Sex Pistols.
Underground Era Flower Generation
Kondisi di Amerika kurang lebih sama. Di Amerika pada tahun 50-an masih menganut sistem politik apartheid dan perbudakan. Masyarakat sosial Amerika pada saat itu terbagi menjadi tiga kelas sosial utama. Kelas borjuis yaitu kaum pengusaha, birokrat dan agamawan yang cenderung rasis dan menjunjung tinggi semangat ‘white supremacy’. Kaum tehnokrat yang terdiri kaum intelektual dan mahasiswa. Kaum buruh yang terdiri dari budak-budak kulit hitam. Pembagian strata sosial ini membawa dampak pada pola berkesenian. Pada saat itu para budak kulit hitam yang kebanyakan berasal dari benua afrika oleh hukum yang berlaku pada saat itu mendapatkan perlakuan yang tidak manusiawi. Gaji yang tidak sesuai dengan porsi kerja dan tindakan diskriminatif di segala bidang. Semua gerak langkah mereka dibatasi hingga menimbulkan rasa frustasi yang begitu mendalam. Satu-satunya saluran ekspresi mereka adalah lewat media musik. Mereka biasanya dipisahkan dari lingkungan kulit putih dengan cara kolonisasi. Dibuatkan area perkampungan yang kumuh atau dikenal dengan istilah ‘ghetto’ dan sengaja dibuat miskin secara sistematis hingga menimbulkan kerawanan sosial.
Setiap malam sehabis lelah bekerja mereka biasanya berkumpul dan memainkan musik. Musik yang diciptakan adalah musik yang sifatnya sangat personal. Musik yang menjadi ekspresi pribadi dalam mengekspresikan segala kesumpekan dalam diri. Lahirlah kemudian jazz dan blues. Musik yang cenderung instrumental. Karena pada saat itu membuat lirik yang bernada protes sosial apalagi dilakukan oleh kulit hitam merupakan pelanggaran berat. Mereka membentuk komunitas dan menggelar konser-konser sederhana di bar-bar kulit hitam. Saling berekspresi dan mengapresiasi sambil meneriakan protes-protes lewat nada-nada sendu dan bernuansa kelam. Kalaupun memakai lirik maka pengucapannya dilakukan dengan cepat, bergumam dan menggunakan ‘bahasa kode’ yang hanya dimengerti oleh komunitas itu sendiri. Musik yang pada saat itu sangat diharamkan untuk didengar apalagi dimainkan oleh kaum kulit putih.
Dari sinilah muncul sikap DIY [do-it-yourself]. Para musisi kulit hitam ini membuat perusahaan rekaman ‘motown records’ yang khusus memproduksi artis-artis kulit hitam dan mendistribusikannya ke setiap koloni-koloni yang tersebar di seantero benua Amerika. Mereka membuat jaringan komunikasi dan media komunitas kulit hitam. Mulai mengorganisir diri dalam gerakan yang lebih ke arah politis. Salah satunya organisasi ‘black panther’. Lahirlah pionir pejuang-pejuang kemanusiaan yang mengusung isu kesetaraan hak, diantaranya Malcolm X dan Martin Luther King. Hingga suatu saat Elvis Presley mendobrak budaya konservatif tersebut. Diam-diam dia mendatangi bar-bar kulit hitam yang menampilkan musik blues dan jazz. Dia terinspirasi dari aliran musik tersebut hingga digabungkan dengan musik country. Lahirlah rock & roll.
Musik yang pada saat itu mengalami penolakan keras dari kaum konservatif dan kalangan gereja. Rock & roll pada jaman Elvis disebut sebagai ‘musik pemuja setan’. Karena iramanya dianggap mendorong anak muda untuk berjoget seronok dan membangkang pada orangtua. Ketika Amerika mengalami krisis ekonomi berkepanjangan akibat perang dunia kedua dan terlibat dalam perang Vietnam, beberapa kalangan seniman ‘underground’, kalangan akademisi dan para veteran perang menggelar aksi protes anti perang Vietnam serta menuntut perbaikan kehidupan sosial dan ekonomi. Mereka menggelar panggung-panggung festival musik secara besar-besaran. Contohnya adalah Woodstock pada tahun 1969. Panggung tersebut diisi oleh artis-artis multi-etnis. Meneriakan semangat yang sama, ‘make peace not war’. Dari sinilah cikal bakal dari kaum hippies. Kaum ‘flower generation’ yang sudah bosan dengan segala kebijakan konservatif yang mereka nilai tidak sejalan dengan semangat perubahan jaman. Namun kembali gerakan ini tidak berlangsung lama dikarenakan terjadi proses komodifikasi dan eksploitasi besar-besaran oleh para pelaku industri mainstream. Terutama industri yang bergerak di bidang hiburan dan fashion.
Pada akhirnya hanya dua elemen nilai itulah yang ‘dijual’ dan sampai ke khalayak. Band-band heavy metal pada era itu sudah tidak dianggap ‘underground’ lagi. Beberapa pelaku sub-kultur akhirnya menolak cara-cara tersebut dan lebih memilih kembali pada jalur ‘underground’ serta mengembangkan sistem mereka sendiri. Pada era 70-an para pelaku komunitas sub-kultur ini telah mampu menciptakan dan mengembangkan berbagai penyikapan alternative untuk melawan arus mainstream. Lahirnya industri indie label yang mengakomodir semangat independensi dan berbagai macam media independen adalah salah satu contohnya.
Underground Era Orla
Di Indonesia sendiri pada tahun 60-an ketika Soekarno masih berkuasa, perkembangan musik sangat dipengaruhi oleh kebijakan politik pada saat itu. Soekarno yang berkuasa mengambil poros Jakarta-Beijing-Moskow sebagai garis politiknya di masa perang dingin. Sehingga hal-hal yang sifatnya berbau Amerika dianggap sebagai sesuatu yang kontra revolusioner dan bentuk imperialisme budaya barat. Sehingga musik rock & roll pada saat itu dianggap ‘menyesatkan’ dan ‘kebarat-baratan’ serta dilarang dikonsumsi oleh anak muda Indonesia. Terlepas dari segala muatannya yang membawa pada semangat perubahan, segala sesuatu yang datang dari ‘barat’ pasti dilarang. Semua bentuk kesenian haruslah mengacu pada realisme sosialis dan tidak mengandung muatan borjuisme. Beberapa band seperti Koes Plus mendapatkan perlakuan represif dari aparat keamanan. Beberapa radio yang memutar musik rock & roll ditutup. Petugas keamanan rajin melakukan razia-razia ke tempat keramaian anak muda. Apabila kedapatan mengenakan setelan ‘barat’ pasti ditahan. Apabila ketahuan menggelar acara musik rock & roll atau istilah Soekarno disebut musik ‘ngak-ngik-ngok’ pasti dibubarkan.
Sehingga pada saat itu beberapa musisi lokal menggelar acara-acara musik rock & roll secara sembunyi-sembunyi. Biasanya mereka bergerilya dari satu rumah ke rumah yang lain menghindari razia petugas keamanan. Dari sinilah awal lahirnya istilah ‘underground’ di Indonesia.
Underground Era Orba
Passca Soekarno runtuh dimulailah era orde baru. Segala bentuk kesenian yang berasal dari barat mulai masuk dan ikut mempengaruhi perkembangan musik Indonesia. Kebijakan politik yang diambil pada saat itu lebih mengarah kepada politik pencitraan bahwa Indonesia adalah negara yang demokratis dan penuh dengan nuansa keterbukaan. Di tahun 1970-an, musik cadas tidak pernah menyebut dirinya sebagai komunitas musik indie, mengingat pada saat itu Led Zeppelin, Deep Purple, Black Sabbath, atau Uriah Heep merupakan komoditas yang dianak-emaskan oleh industri major label di benua Amerika dan Eropa. Begitu pun dengan musik cadas di Indonesia semacam Giant Step, God Bless, Superkid, atau SAS yang lebih suka mengidentifikasikan dirinya sebagai musik ‘underground’. Komunitas mereka sangat bangga dengan sebutan itu, mengingat tak semua orang suka akan musik yang kekuatan bunyinya jauh di atas 60 dB atau jauh di atas batas toleransi pendengaran manusia. Ada semacam pola imitasi yang berkembang pada saat itu. Terutama dari jenis musik yang dimainkan dan pola fashion. Sehingga yang terjadi adalah proses imitatif kebudayaan luar yang datang namun tidak mampu menyerap kondisi realitas yang terjadi di kultur lokal.
Banyak band Indonesia pada saat itu yang mencoba menjadi Deep Purple, Led Zeppelin atau Black Sabbath. Mereka benar-benar meniru habis-habisan apa yang sedang terjadi di luar sana. Namun yang diadopsi hanya sebatas musikalitas dan fashionnya saja. Sementara isu-isu sosial yang terjadi pada tingkat lokal sama sekali tidak tersentuh. Mereka lebih memilih memproduksi karya dengan lirik yang dinilai ‘aman’ dan sebisa mungkin menghindari konflik dengan pemerintah yang totaliter.
Fenomena yang dihasilkan pada era ini hanyalah fenomena ‘aksi protes’ yang diekspresikan dalam aksi panggung yang kontroversial, pemakaian obat bius dan seks bebas. Walaupun ada beberapa band yang dianggap fenomenal pada masa itu namun hanya sebatas di paparan karya musikalitas dan tidak membawa perubahan secara radikal di tingkat masyarakat. Sementara stigma seniman di mata para akademisi terutama musisi rock adalah urakan, tidak mempunyai intelektualitas tinggi, dan bersikap apolitis. Sehingga muncul kesenjangan persepsi yang sangat lebar antara musisi dan kalangan akademisi pada saat itu. Sehingga beberapa gerakan mahasiswa pada saat itu tidak melibatkan musisi secara aktif. Karena apabila kesadaran untuk melakukan perubahan secara bersama-sama itu dimunculkan pada saat era tersebut sepertinya reformasi tidak perlu menunggu hingga tahun 1998. Ada semacam kegagapan dalam menyikapi realitas perubahan. Di satu sisi kebebasan untuk menyerap segala informasi dari luar mulai terbuka di sisi yang lain proses pemasungan terhadap kebebasan berekspresi kembali terjadi, bahkan lebih mengerikan dibandingkan era Soekarno. Dan itu secara umum kondisi tersebut diterima begitu saja oleh kalangan musisi pada saat itu. Istilah ‘underground’ pada saat itu mengalami pergeseran makna. Hanya diartikan sebagai musik ‘brang-breng-brong’, aksi panggung teatrikal dan kontroversial serta komposisi musik yang rumit dipenuh skill-skill tingkat tinggi.
Nilai-nilai perlawanan yang diusung hanya sebatas pada pemberontakan terhadap nilai feodalistik yang sudah mapan namun tidak secara kritis mencari alternatif baru dalam menciptakan nilai pembanding dan nilai tandingan. Baik itu media komunikasi independen maupun sistem ekonomi tandingan yang dikembangkan. Sehingga yang terjadi adalah gerakan budaya tandingan yang coba disusun pada akhirnya ikut larut dalam dinamika budaya mainstream di mana segala sesuatunya hanya berorientasi pada permintaan pasar [market oriented]. Masa ini berlangsung hingga dekade tahun 80-an.
‘Underground’ di Ujungberung
Ketika pada tahun akhir 80-an arus globalisasi ikut melanda Indonesia. Investasi asing mulai masuk seiring dengan masuknya IMF ke Indonesia. Dan hal tersebut mulai berdampak bagi perkembangan musik ‘underground’ di Indonesia, khususnya di kota Bandung. Arus informasi yang kuat telah mendorong beberapa majalah dan rilisan kaset ‘underground’ dari luar negeri mulai masuk dan banyak dikonsumsi oleh musisi di Bandung. Di Ujungberung sendiri terjadi sebuah fenomena ‘shock culture’ yang hebat. Ketika lahan-lahan agraris yang produktif disulap oleh para investor asing menjadi lahan industri yang sarat polutan. Kultur bertani dan bercocok tanam yang kental dengan nuansa komunal tiba-tiba secara drastis dirubah menjadi kultur buruh/pekerja yang secara sistematis diarahkan menjadi mahluk asosial. Hal ini jelas berdampak pada perilaku masyarakat secara umum. Muncul konflik-konflik kepentingan lokal dalam menyikapi masalah tersebut.
Pemuda sebagai bagian dari sebuah struktur masyarakat menyikapi masalah tersebut dengan mencari saluran-saluran ekspresi yang dinilai bisa mewakili gejolak perasaan mereka. Maka musik metal dijadikan media berekspresi yang dinilai sesuai dengan kondisi keresahan mereka. Musik yang cepat, agresif serta lirik-lirik protes yang sarkastik menjadi pelarian mereka.
Radikalisme Ideologi DIY Ujungberung
Tahun 1989 ada empat band pelopor di Ujungberung yang sudah memainkan komposisi lagu metal ekstrim semacam Napalm Death, Sepultura, Obituary, Carcass dan lain-lain. Mereka adalah Funeral, Necromancy, dan Orthodox. Mereka adalah angkatan pertama di Ujungberung yang mulai menanamkan radikalisme dalam mengekspresikan karya mereka. Ketika trend festival musik pada saat itu masih berkutat di hard rock dan slow rock, mereka dengan berani mengacak-ngacak panggung festival itu dengan komposisi thrash metal dan death metal. Tampilan fashion yang ofensif dan style musik yang bising mereka bergerilya dari satu panggung festival ke festival yang lain mengusung semangat ‘kumaha aing’. Keikutsertaan mereka dalam festival tersebut lebih mengarah kepada pembuktian eksistensi dan pernyataan sikap. Mereka mulai memproduksi lagu-lagu sendiri dengan mengangkat isu-isu sosial yang sedang populis pada saat itu. Dengan kritis mereka mereka menyikapi kultur festival musik sebagai bentuk dari pemasungan kreativitas. Parameter penilaian yang justru pada akhirnya malah mengkerdilkan makna kejujuran dalam berekspresi. Semangat menurut pasar hanya menciptakan bentuk keseragaman dalam karya dan pada akhirnya melahirkan kebosanan.
Media-media mainstream pada saat itu hanya menampilkan informasi musik yang itu-itu saja. Pada tahun 1993 mulailah terbentuk beberapa komunitas musik ekstrim di Bandung. Mereka rajin membuka ruang-ruang diskusi menyikapi realitas yang sedang terjadi terutama di tingkat lokal. Mengorganisir diri ke dalam bentuk komunitas yang mempunyai kecintaan dan minat yang sama. Saling bertukar informasi dan membuat workshop media dan eksplorasi teknologi alat musik. Penyikapan konkret mereka buktikan dengan cara membuat media-media informasi tandingan yang isinya lebih kepada pengenalan kultur ini kepada khalayak. Dari situlah maka mereka mulai merambah acara-acara festival musik di kota Bandung. Dari mulai event ‘agustusan’ hingga pensi-pensi SMA. Pada masa itu sikap diskriminatif terhadap band ‘underground’ kerap terjadi. Dari mulai aksi teror secara verbal hingga yang sifatnya fisik. Tidak jarang mereka harus menerima hinaan ataupun cibiran dari beberapa orang yang tidak suka atau bahkan yang tidak mengerti sama sekali tentang aliran musik ekstrim. Band-band yang beraliran punk, hardcore, grindcore dan black metal kerap mendapatkan perlakukan diskriminatif dari pihak penyelenggara. Dari mulai jatah waktu tampil yang dikorupsi, perlakuan pihak sound system yang dengan sengaja mengacaukan setting sound, hingga terror fisik dari preman lokal yang merasa tersaingi.
Sikap tersebut terbentuk karena tatanan sosial pada saat itu pada umumnya masih dihinggapi perasaan xenophobia atau selalu merasa khawatir terhadap nilai dan tatanan baru yang muncul. Mereka selalu merasa bahwa hal baru sama dengan ancaman baru. Pada saat itu parameter berekspresi adalah sesuatu yang dapat menembus batasan yang sudah ditetapkan oleh pihak industri musik mainstream. Paradigma musik yang bagus adalah musik yang berorientasi pada kebutuhan pasar yang dapat masuk rating televisi dan menguasai jajaran top-ten radio. Belum terbentuk mental penerimaan yang baik terhadap hal baru yang dapat menambah khazanah keberagaman, utamanya di bidang musik. Kondisi nyata seperti itulah yang menjadi latar belakang komunitas Ujungberung bercita-cita menggelar acara musik yang konsepnya menampilkan semua jenis musik underground dalam satu panggung. Terinspirasi oleh pagelaran Hullabaloo #1 pada tahun 1994 yang sukses digelar di Gor Saparua yang menampilkan musik underground dengan berbagai macam aliran. Dari mulai hip-hop, grindcore, pop, punk, hingga musik industrial. Komunitas Ujungberung mengadopsi konsep tersebut namun format musik yang disuguhkan lebih kepada sajian musik dengan distorsi tingkat tinggi. Lahirlah acara Bandung Berisik #1 pada tahun 1995 yang melahirkan acara-acara metal legendaris khas ala Ujungberung seperti Bandung Death Fest, Rebellion Fest, dan Rottrevore Death Fest yang rutin digelar secara berkala menampilkan band beraliran metal ekstrim.
Counter Culture
Era 1996 hingga 1997 komunitas musik ‘underground’ di Bandung mengalami masa perkembangan yang pesat. Konsep kolektivisme dan DIY mulai banyak direalisasikan dalam berbagai bentuk kegiatan kongkret. Dari mulai membuat perusahaan rekaman berbasiskan indie label lengkap dengan konsep distribusi dan promosinya, pembuatan merchandise band, pembuatan media informasi komunitas berupa fanzine fotokopian, hingga kepada penggarapan event yang mengandalkan semangat kolektivisme. Jenis karya musik yang dihasilkan makin beragam dan cenderung makin agresif. Lirik yang diproduksi mulai banyak menyentuh hal-hal yang sifatnya politis. Banyak lirik pada saat itu yang bercerita tentang nasib buruh, petani, dan kaum miskin kota.
Dengan frontal mulai melakukan kritik-kritik terhadap pemerintah yang dinilai gagal mengatasi krisis. Industri musik mainstream pada saat itu sedang dilanda kejenuhan pasar. Paska booming Slank dan Iwan Fals pada saat itu tidak ada lagi fenomena musik yang luar biasa. Media-media mainstream mulai kehabisan bahan berita hingga akhirnya komunitas ‘underground’ dengan segala bentuk dinamika pergerakannya menjadi bahan eksploitasi berita. Hampir semua media terutama media cetak mainstream yang ber-target marketing anak muda membahas fenomena pergerakan musik ‘underground’ terutama yang terjadi di kota Bandung. Hal tersebut jelas berdampak sangat besar pada perkembangan musik ‘underground’ pada saat itu yang seolah-olah di-setting menjadi trend musik masa kini. Melalui peran media mainstream pula hingga akhirnya booming musik ‘underground’ ini mewabah hampir di semua kota besar di Indonesia, utamanya di pulau Jawa. Lahirlah beberapa komunitas musik ‘underground’ di kota Jakarta, Bali, Surabaya, Malang, Yogya dan Medan. Beberapa pagelaran bertema serupa ramai digelar di kota-kota tersebut dalam skala kecil. Di kota Bandung yang notabene adalah barometer musik ‘underground’ pada saat itu hampir setiap minggu Gor Saparua menjadi langganan acara-acara musik ‘underground’ yang diorganisir oleh beberapa komunitas di kota Bandung. Gor Saparua selalu dipenuhi oleh massa ‘underground’ yang rata-rata berusia belia dari berbagai kota di Indonesia. Ada yang dari Medan, Jakarta, Surabaya, Yogya, Malang dan kota-kota lainnya. Terjadilah transformasi informasi dan proses penyerapan kultur.
Dari sinilah awal terbentuknya jaringan komunikasi lintas komunitas dalam rangka memperluas jaringan. Beberapa komunitas dari luar kota Bandung dijadikan basis distribusi bagi penyebaran produk dan informasi yang berkaitan dengan aktivitas sub kultur. Bahkan sekarang sudah terbentuk jaringan event yang diorganisir secara kolektif yang rutin menjalin kerjasama penyelenggaraan event ‘underground’. Pada masa itu lahirlah acara-acara musik seperti Bandung Underground yang di organisir oleh komunitas Muda-Mudi Margahayu, Gorong-Gorong Bandung diorganisir oleh komunitas punk P.I., Bandung Minoritas, Campur Aduk dan lain-lain.
Namun pada masa itu pula situasi politik dan ekonomi Indonesia mengalami guncangan. Masa peralihan kekuasaan yang diwarnai kisruh pertarungan politik di tingkat elit kekuasaan berdampak besar pada perekonomian. Tragedi krisis moneter yang mengguncang hebat perlahan ikut membawa dampak pada perkembangan musik Underground, khususnya di kota Bandung. Demonstrasi besar-besaran kerap mewarnai jalanan kota Bandung. Daya beli masyarakat secara keseluruhan mulai menurun dikarenakan harga-harga kebutuhan pokok melambung tinggi. Hingga pola konsumsi masyarakat pada saat itu berubah dengan cara mengurangi hal-hal yang dirasa tidak terlalu penting. Acara yang biasanya ramai dipenuhi oleh penonton lambat laun mulai sepi pengunjung. Beberapa organiser yang berasal dari beberapa komunitas independen di Bandung mulai menarik diri untuk membuat event musik ‘underground’. Di samping tidak mau mengalami kerugian secara finansial [walaupun pada saat itu dan sampai sekarang tidak pernah mencari keuntungan], juga disebabkan kendala perijinan yang semakin represif terhadap hal-hal yang sifatnya mengumpulkan massa dalam jumlah banyak. Beberapa yang memaksakan diri mengalami kerugian yang cukup besar dikarenakan sepi penonton atau dengan alasan meresahkan dan mengganggu ketertiban secara sepihak dibubarkan oleh aparat keamanan.
Beberapa pelaku subkultur ‘underground’ pada masa itu ikut melebur bersama beberapa organ buruh dan mahasiswa aktif menggelar aksi-aksi demonstrasi menuntut perubahan di segala bidang. Pada saat sulit tersebut justru komunitas Ujungberung banyak mengalami kemajuan yang signifikan. Banyak band-band baru terbentuk dengan semangat dan idealisme yang tinggi. Beberapa band seperti Jasad, Sacrilegious, Sonic Torment, Burgerkill dan Forgotten bahkan telah mampu memproduksi dan mendistribusikan album perdana mereka secara independen. Pada masa itu komunitas Ujungberung mulai membangun basis ekonomi komunitas sebagai bagian dari pemberdayaan ekonomi komunitas dengan cara membangun distro Rebellion yang khusus menjual produk-produk band Ujungberung dan komunitas musik lain di Bandung. Semua murni dilakukan atas dasar dorongan insting untuk bertahan hidup.
Ekonomi Kreatif.
Dinamika pergerakan komunitas ‘underground’ sebagai bagian dari sebuah sub kultur di Bandung khususnya di Ujungberung ternyata membawa dampak pada sikap kemandirian ekonomi. Semangat kemandirian atau independensi yang mereka usung telah mampu menjadi trigger atau pemicu bagi eksplorasi kreativitas. Tidak hanya di sektor karya musik saja namun telah meluas pada sektor ekonomi. Spirit pemberontakan yang mereka usung telah mampu menyelesaikan beberapa persoalan sosial yang ada khususnya dalam hal penyediaan lapangan kerja. Di komunitas Ujungberung sendiri sejak tahun 2004 hingga sekarang telah terbangun beberapa unit bisnis yang berbasiskan komunitas.
Dari mulai usaha sablon, distro, konveksi pakaian, studio rekaman, perusahaan rekaman indiependen, jasa distribusi, studio rekaman, usaha penerbitan, toko buku dan usaha warnet. Semuanya murni dikelola oleh para pelaku komunitas ‘underground’ Ujungberung dan melibatkan tenaga kerja dari lingkungan yang sama. Beberapa pelaku komunitas ini terlibat aktif sebagai kru band dan teknisi studio rekording di kota Bandung. Semuanya saling bersinergi dan menciptakan perbaikan ekonomi minimal bagi para individu dan internal komunitas. Semua bentuk kreatifitas yang diusung oleh para pelaku industri kreatif dalam hal ini adalah pelaku sub kultur telah mampu memberikan ‘wajah’ pada kota Bandung. Beberapa gelaran event musik yang digelar di Bandung selalu dijadikan tolak ukur dan parameter perkembangan musik bagi kota lain. Bentuk dan perkembangan fesyen dikota Bandung selalu menjadi trendsetter bagi perkembangan industri fesyen di Indonesia. Pada tahun 2008 hingga 2013, kota Bandung oleh British Council dijadikan proyek percontohan sebagai ‘creative city’ di kawasan asia pasifik. Sebuah kota yang memang secara budaya berhasil dibangun citranya oleh komunitas kreatif berbasiskan indiependen.
Proses pencapaian tersebut dilakukan atas dasar insting untuk bertahan hidup dalam mensikapi situasi. Jiwa yang kritis dan semangat ‘pemberontakan’ memanfaatkan potensi yang seadanya namun didukung oleh semangat kolektivisme yang tinggi hingga berhasil mengatasi semua hambatan yang ada – meski tanpa daya dukung yang kuat dari pemerintah berupa kebijakan dan fasilitas yang layak untuk mengekspresikan energi kreatif mereka. Mau didukung atau tidak mereka tidak peduli, karena secara sistem mereka telah teruji kemandiriannya. Tapi kata kunci dari segalanya adalah keteguhan prinsip. Panceg Dina Jalur, tidak gamang menghadapi perubahan. Membaca segala bentuk perubahan sebagai kulit saja bukan sebuah inti. Sehingga ketika harus menyesuaikan diri dengan perubahan tak lantas kehilangan diri tenggelam dalam euphoria di permukaan. Segala pencapaian itu juga harus dikelola dengan sinergi yang positif antara lahan-lahan garapan kreatifitas, sehingga akan terus berkembang dan pada gilirannya memberikan hal positif bagi masyarakat luas.

Selasa, 04 Februari 2014

chord gitar last child - tak pernah ternilai

Intro : E A C#m A

E                          B                      C#m
Kau menyiksaku disini dalam rasa bersalah
                             A              F#m
Yang kini membunuhku secara perlahan
E                                B                          C#m
Kau selalu menghindar dari aku yang slalu mencoba
                      A             F#m
Ungkapkan semua lewat tatap mata ini

    C#m                               A                E
Ternyata maafmu tak pernah pantas untukku
                 F#m        E
Kau anggap aku tak ada
        A                                  B
Dan kau tak pernah mengenal diriku

            A                             E
Setidaknya diriku pernah berjuang
                F#m                          E
Meski tak pernah ternilai di matamu
             A       basic-chord.blogspot.com
Setidaknya ku pernah menanti
          E                       F#
Terkapar melawan sepi hatiku
                           A              F#          E
Yang tak pernah bisa berhenti mencintaimu

E                          B
Kau menghukum hati ini
                     F#m                               A               E
Hati yang dulu kau yakini takkan pernah kecewakanmu
E                               B
Kau memutuskan ‘tuk pergi
                           F#m                                A                    E
Belum ku sempat memohon dan mengemis agar kau tetap disini

      E                          A         E
Ternyata segala itu kau benci diriku
                     F#m     G#
Kau anggap ku tak terlihat
                 A                   B
Meski ku tepat di depan matamu

            A                           E
Setidaknya diriku pernah berjuang
                F#m                         E
Meski tak pernah ternilai di matamu
            A                             
Setidaknya ku pernah menanti
         E                       F#
Terkapar melawan sepi hatiku
                          A               B        C#m
Yang tak pernah bisa berhenti mencintaimu

Int : A B C#m A
      E B F#m A
      B

            A                           E
Setidaknya diriku pernah berjuang
          B                         C#m    E F#m G# A
Meski tak pernah ternilai di matamu..
            A             
Setidaknya ku pernah menanti
       E                        F#m
Terkapar melawan sepi hatiku
                               A            B
Yang tak pernah bisa berhenti, ouhh

            A                           E
Setidaknya diriku pernah berjuang
                            F#m             E  B A
Meski tak pernah ternilai di matamu
            A
Setidaknya ku pernah menanti
      E                         F#m
Terkapar melawan sepi hatiku
                          A                            E
Yang tak pernah bisa berhenti mencintaimu

Senin, 03 Februari 2014

sejarah musik rock dan perkembangannya di dunia



Musik rock adalah genre musik populer yang mulai diketahui secara umum pada pertengahan tahun 50an. Akarnya berasal dari rhythm and blues, musik country dari tahun 40 dan 50-an serta berbagai pengaruh lainnya. Selanjutnya, musik rock juga mengambil gaya dari berbagai musik lainnya, termasuk musik rakyat (folk music), jazz dan musik klasik.

Musik Rock adalah salah satu genre dalam khasanah musik populer dunia yang biasanya didominasi oleh vokal, gitar, drum, dan bas. banyak juga dengan penambahan instrumen seperti keyboad, piano maupun synthesizer. Musik rockbiasanya mempunyai beat yang kuat dan didominasi oleh gitar, baik elektrik maupun akustik.

Bunyi khas dari musik rock sering berkisar sekitar gitar listrik atau gitar akustik, dan penggunaan back beat yang sangat kentara pada rhythm section dengan gitar bass dan drum, dan kibor seperti organ, piano atau sejak 70-an, synthesizer. Disamping gitar atau kibor, saksofon dan harmonika bergaya blues kadang digunakan sebagai instrumen musik solo. Dalam bentuk murninya, musik rock"mempunyai tiga chords, bakcbeat yang konsisten dan mencolok dan melody yang menarik".

Pada akhir tahun 60-an dan awal 70-an, musik rock berkembang menjadi beberapa jenis. Yang bercampur dengan musik folk (musik daerah di amerika) menjadi folk rock, dengan blues menjadi blues-rock dan dengan jazz, menjadi jazz-rock fusion. Pada tahun 70an, rock menggabungkan pengaruh dari soul, funk, dan musik latin. Juga di tahun 70an, rock berkembang menjadi berbagai subgenre (sub-kategori) seperti soft rock, glam rock, heavy metal, hard rock, progressive rock, dan punk rock. Sub kategori rock yang mencuat ditahun 80an termasuk New Wave, hardcore punk dan alternative rock. Pada tahun 90an terdapat grunge, Britpop, indie rock dan nu metal.

Sebuah kelompuk pemusik yang mengkhususkan diri memainkan musik rock dijuluki rock band atau rock group (grup musik rock). Rock group banyak yang terdiri dari pemain gitar, penyanyi utama (lead singer), pemain gitar bass, dan drummer (pemain drum), membentuk sebuah quartet. Beberapa group menanggalkan satu atau dua posisi diatas dan/atau menggunakan pennyanyi utama sebagai pemain alat musik disamping menyanyi, membentuk duo atau trio. Group lainnya memiliki pemusik tambahan seperti dua rhythm gitar dan atau seorang keyboardist (pemain kibor). Agak lebih jarang, penggunaan alat musik bersenar seperti biola, cello atau alat tiup seperti saksofon, terompet atau trombon.

Pondasi dari musik rock adalah rock and roll dan rockabilly di era 50an. pada akhir 60an banyak terjadi percampuran genre musik lain dengan musik rock. Musik folk bercampur menjadi Folk Rock, Musik blues bercampur menjadi Blues Rock dan musik jazz menjadi Jazz-Fussion Rock. Dan pada tahun 70an rock berkembang menjadi beberapa subgenre seperti soft rock, hard rock, heavy metal dan punk. Di era 80an berkembang lagi beberapa subgenre seperti glam metal, synth rock, trash metal, hardcore punk, alternative rock. Di era 90an subgenre baru yaitu grunge style rock, britpop, indie rock, piano rock dan nu metal.

Berikut beberapa aliran besar dalam musik rock :

Hard Rock
Genre musik rock yang berakar pada musik pertengan 60a yaitu garage dan psychedelic rock dan banyak keterpengaruhan dari musik blues. Hard rock banyak didominasi oleh gitar elektrik, bas gitar dan drum. Peran gitaris biasanya terbagi dua yaitu lead guitar dan rythm guitar, lead guuitar akan menampilkan guitar solo pada beberapa bagian dari lagu sedangkan peran rythm guitar lebih sebagai pelengkap lead guitar. Bas gitar dan drum berfungsi untuk membangun struktur dari musik hard rock itu sendiri. Beberapa grup musik hard rock terkemuka seperti : AC/DC, AC/DC, Aerosmith, The Who, Thin Lizzy, Guns N' Roses, Nazareth, Van Halen dan Kiss sedangkan grup musik seperti led zeppelin dan deep purple adalah "pelintas batas" antara hard rock dan heavy metal

Heavy Metal
Sebenarnya hard rock dan heavy metal tidak beda jauh dalam hal bermusik makanya banyak pelintas batas antara keduanya, musik heavy metal hanya lebih cepat dalam musiknya. Musik ini dipelopori oleh led zeppelin, deep purple dan black sabbath. penerusnya seperti Judas Priest, Iron maiden, metallica, megadeth, Slayer, W.A.S.P, dll. Ciri tema dari lirik heavy metal adalah tentang sex, kekerasan, fantasi dan mistis.

Punk Rock
Aliran ini lebih pada pemberontakan anak muda terhadap kemapanan. punk rock lebih pada idiologi daripada kemampuan bermusik, seperti kalo kita mendengarkan lagu2nya sex pistols yang sangat ancur dan tanpa harmonisasi bahkan dalam pertunjukan live nya sering basnya diganti dibelakang layar karena pemain aslinya biasanya teler berat dan udah pasti sangat ngawur sekali banget-banget. Pelopor musik ini adalah Ramones, Sex Pistols, dan The Clash penerusnya banyak sekali di era 2000an kayak green day tapi kurang liar.

Glam Metal
Sering juga disebut sebagai Hair Metal karena kecenderungan dari personil band nya yang berambut panjang dan gaya berpakaiannya yang glamour dan make up nya. secara musik glam metal gak beda jauh dengan heavy metal hanya saja ada perbedaan dalam lirik yang lebih cenderung hedonistik seperti masalah sex, minuman dan obat. Grup band yang masuk ke aliran ini adalah motley crue, deff lepard, quiet riot, dokken, twisted sister,poison, cinderella,warrant, bon jovi dll.

Banyak lagi aliran dalam rock yang belum dibahas tapi nanti akan terlalu panjang dan membosankan, intinya adalah dengan mengetahui sejarah dan filosofi dari musik membuat kita tidak langsung serta merta memproklamirkan sebuah lagu menjadi masuk ke dalam musik rock seperti lagu isabella karya search, sebuah lagu melayu yang dibalut distorsi gitar. Juga jangan sampai di ledek "muka kencang (sangar), musik kendor (merintih-rintih)


Tahun 60’an dan Awal 70’an
musk rock berkembang menjadi beberapa jenis. Yang bercampur dengan musik folk (musik daerah di amerika) menjadi folk rock, dengan blues menjadi blues-rock dan dengan jazz, menjadi jazz-rock fusion.

Tahun 70’an
Rock menggabungkan pengaruh dari soul, funk, dan musik latin. Juga di tahun 70an, rock berkembang menjadi berbagai subgenre (sub-kategori) seperti soft rock, glam rock, heavy metal, hard rock, progressive rock, dan punk rock. Sub kategori rock yang mencuat ditahun 80an termasuk New Wave, hardcore punk dan alternative rock.

Tahun 90’an
terdapat grunge, Britpop, indie rock dan nu metal. Sebuah kelompuk pemusik yang mengkususkan diri memainkan musik rock dijuluki rock band atau rock group. Rock group banyak yang terdiri dari pemain gitar, penyanyi utama (lead singer), pemain gitar bass, dan drummer (pemain drum), membentuk sebuah quartet. Beberapa group menanggalkan satu atau dua posisi diatas dan/atau menggunakan penyanyi utama sebagai pemain alat musik disamping menyanyi, membentuk duo atau trio. Group lainnya memiliki pemusik tambahan seperti dua rhythm gitar dan atau seorang keyboardist. Agak lebih jarang, penggunaan alat musik bersenar seperti biola, cello atau alat tiup seperti saxophones, trumpet atau trombones.

Minggu, 02 Februari 2014

lirik lagu stand hare alone_hilang harapan

Sebelum gelap kita tertawa 
Berjanji setia sampai ujung masa 
Meski kau dan aku jauh disana 
Ingat janji kita untuk selamanya
* Hilang harapan 
Saat kau katakan semua tlah usai 
Kau menemukan 
Yang baru kini aku kau tinggalkan
# Meski sendiri aku kan bertahan 
Memegang janji yang kita ucapkan 
Berat rasanya hatiku berkata 
Semoga bahagia engkau dengannya
Selama mataku bisa menatap 
Kukenang kau sebagai memori kelam 
Ingin rasanya hatiku berkata 
Ingat jani dulu kita bersama
Walaupun gelap 
Kucoba tertawa 
Bertahan sendiri meskipun semua percuma 
Kau pergi tanpa kata aku tak pernah ada 
Hatiku pun bicara 
Semoga kau bahagia

#
Seperti cahaya yang kau padamkan 
Kau tinggalkan ku dengan kesepian 
Terlintas di benak untuk melawan 
Tuk hapus kesedihan

biodata personil last child


Personel Last Child

Sahabat sekalian, pada kesempatan kali ini saya ingin berbagi seputar berita tentang biodata personel band yang lagi naik daun yaitu Last Child. Last Child ini merupakan band pendatang baru namun sudah patut diperhitungkan dalam kancah musik Indonesia. Selain mempunyai personel yang cakep - cakep, Last Child juga mempunyai suara yang sangat enak di dengar. Nah pasti masih banyak dong diantara kalian yang belum tahu biodata masing - masing personel, so langsung saja simak berikut ini

1. Virgoun




Nama lengkap : Virgoun Teguh Putra

Nama panggilan : Virgoun
TTL : Jakarta, 16 September 1986
Tinggi/Berat Badan: 183 cm/93 kg
Ukuran Sepatu: 44 cm
Ukuran Celana: 36
Hobby: Musik
Phobia: Kecoa
Aktris/Aktor Favorit: Tom Delonge, Martin Jhonson, Travis Clark
Band/Musisi Favorit: Paramore, Mayday Parade, Boys Like Girls, We The Kings
Film Favorit: 300, SO FIRST DATE, BAND OF BROTHERS
Album Favorit: RIOT, ANYWHERE BUT HERE
Posisi di Band: Vokal, gitar
Facebook/Twitter: gonz.tambunan@yahoo.com/@lcvirgoun


2. Rahmat




Nama lengkap : Rahmat Firdaus
Nama panggilan : Rahmat
TTL : Depok, 11 September 1984
Nama Istri: Aprilia Ramadhani
Tinggi/Berat Badan: 175 cm/75 kg
Ukuran Sepatu: 43 cm
Ukuran Celana: 32
Phobia: Binatang melata
Aktris/Aktor Favorit: Johnny Depp
Band/Musisi Favorit: Extreme
Film Favorit: THE GODFATHER
Album Favorit: PORNOGRAPHITY
Posisi di Band: Gitar
Facebook/Twitter: @mamielc


3. Dimas




Nama lengkap : Dimas Rangga
Nama panggilan : Dimas
TTL : Jakarta, 13 Juli 1988
Tinggi/Berat Badan: 180 cm/55 kg
Ukuran Sepatu: 42 cm
Ukuran Celana: 30
Hobby: Photography, Sepak Bola
Phobia: Ketinggian
Aktris/Aktor Favorit: Angelina Jolie
Band/Musisi Favorit: Paramore, Blink 182, We The Kings
Film Favorit: 300
Album Favorit: TAKE OFF YOUR PANTS AND JACKET (Blink 182)
Posisi di Band: Bassist
Facebook/Twitter: Dimas.Rangga II/@dhimazLC


4. Rizki




Nama lengkap : Abdul Jamil Rizki
Nama panggilan : Rizki
TTL : Jakarta, 03 Agustus 1990
Tinggi/Berat Badan: 168 cm/58 kg
Ukuran Sepatu: 40 cm
Ukuran Celana: 28/30
Hobby: Main Musik (Drum) / Olahraga (Bola)
Phobia: Ular
Aktris/Aktor Favorit: Johnny Depp, Danzel Washington, Alpacino
Band/Musisi Favorit: Boys Like Girls, All Time Low, Paramore, Jet
Film Favorit: INCEPTION, TRANSPORTER, WARKOP
Album Favorit: CHUCK (Sum 41)
Posisi di Band: Drummer
Facebook/Twitter: ipank.crunchy@hotmail.com/@ipankkiki


Demikian ulasan saya yang berjudul Biodata Terbaru Personel Last Child, semoga bisa bermanfaat.

Diberdayakan oleh Blogger.